KOMPILASI DARGOMBES

Republik Dargombes, satu cara tuk menertawakan diri sendiri....

Kala rasa muak dan penat, campur jijik, kala liat carut marutnya negeri antah berantah ,
negeri yang katanya punya falsafah yang mumpuni...
Ya.... Katanya Ber-Tuhan, ber-Kemanusiaan, Kebersamaan,
Musyawarah mufakat dalam perwakilan dan ber-Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakjat.
Ya..Mana..???
Materialism, Intrik, ke-Munafikan, demokrasi rasa oligarki.....
Rakjat hanja jadi objek....Rakjat hanja jadi idiom kata.....
Kesejahteraan hanja lips service (pemanis mulut).....
Mereka sibuk bagi bagi kekuasaan....
Mana keber Tuhan-an mereka ???
Mana rasa ber-Kemanusiaan ???
Mana rasa kebersamaan ???
Mana keadilan sosial bagi seluruh Rakjatnya ????
Mereka hanja ber-musyawarah mufakat, untuk bagi bagi kekuasaan,
untuk bagi bagi pundi pundi kekayaan yang hak rakjatnya, kalo perlu dijual semuanya.....
Hari hari ini, mereka mendadak menjadi borjuis....
Ah.... untung itu hanja ada di negeri anta berantah....
Dan kita dinegeri ini masih punja harapan, 
Olehnya tetep simpan harapan itu meski sekecil apapun....
Tetep merdeka 100%
Tapi tidak mati
Republik Dargombes
Kampung Kejayaan Pengawa V Tengah Karya Penggawa


Datuk Ibrahim Tan Malaka, Sang Revolusioner 
Merdeka 100%
Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka lahir
di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, 2 Juni 1897. 
Tan Malaka orang pertama yang mencetuskan konsep tentang
"Negara Indonesia" dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925).
Buku inilah yang menginspirasi Soekarno, Hatta, dan Sjahrir, untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sosok yang memilih "kesunyian dan kesendirian" dalam berjuang ini, dari mulai menulis buku,
membentuk kesatuan massa, berbicara dalam kongres internasional, ikut bertempur di lapangan
melawan Belanda secara langsung, sampai akhirnya harus keluar-masuk penjara berkali-kali,
diburu oleh interpol, dan kejar-kejaran sama polisi internasional sebab keberadaannya
dianggap mengancam pemerintah Belanda. Dan tragisnya, Ya, beliau ditembak mati
oleh tentara republik yang didirikannya sendiri (Tentara Indonesia) di Kediri 1949.
Banyak karya karyanya yang menyentuh kalbu saya (penulis), salah satu karya besarnya
yakni MADILOG yang mencerminkan gambaran kegelisahan Tan Malaka terhadap bangsanya,
Madilog menawarkan konsep gagasan jauh lebih maju guna merekonstruksi pemikiran lama
dan masih cukup relevan, meski ditulis di tahun 1943.
MADILOG, ialah paduan dari permulaan suku kata : (MA)-TTER, (DI)-ALECTICA dan (LOG)-ICA
"Mater’’ saya terjemahkan dengan "benda’’,dialektika dengan pertentangan atau pergerakan
dan logika dengan undang berpikir," tulis Tan Malaka dalam buku Madilog.
Dia mengajak kita didalam menyelesaikan masalah adalah dengan logika, yang
mengundang kita berpikir dan diuji dengan pertentangan. Termasuk di dalam
ber-Tuhan dan beragama, tentu menurut saya pribadi, bagaimana kita bisa mengenal Tuhan
dan kemudian beragama, kalau kita tidak menggunakan logika yang mengharuskan
kita berpikir dan diuji dengan pertentangan. Maka yang terjadi adalah kita ber-Tuhan
dan beragama hanya karena keturunan. 
Bahkan Rasul Muhammad SAW pun (menurut agama saya) menyuruh kita berpikir
tehadap alam dan semesta ini, pasti akan ketemu siapakah Tuhanmu.
“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali berpikir tentang Allah,
sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah) akan menggoreskan keraguan dalam hati“. 
Ada yang menarik dalam madilog ini, yakni :
1. Bukti
2. Law, Undang Undang
3. CARA 
Ada bukti, ada aturannya dan kita harus uji lagi,. dengan cara. Buruk dan baik itu,
ialah buruk dan baik buat masyarakat itu sendiri. Asalnya masyarakat itu sendiri,
dari pergaulan antara manusia dan manusia dalam masyarakat itu sendiri.
Perbuatan yang baik mendatangkan akibat yang baik. Perbuatan yang buruk
menimbulkan akibat yang buruk pula buat masyarakat itu sendiri.
Contoh ini boleh diambil dari segala bangsa dan sejarahnya segala bangsa,
dan sejarahnya segala bangsa itu dibumi ini. Hukum buruk dan baik,
boleh dipetik dan dibentuk dari sejarahnya segala bangsa dan Negara yang dulu dan sekarang.
Dengan begitu manusia dan moralnya sudah berdasarkan Bukti, sudah nyata dan peralaman,
dan bisa berdiri atas kakinya sendiri. dan kakinya itu berada dalam masyarakat
Manusia serta moralnya. (madilog)
Saya akan mencoba menyimpulkan, dalam kapsitas saya pribadi.
Pertama: Revolusi bisa dicapai dengan otak. 
Manusia memiliki otak sebagai alat untuk mengontrol segala sesuatu mengenai
tindakan yang akan dilakukan.
Kedua: Mulut. 
Revolusi dapat dicapai dengan mulut. Ketika manusia memandang setiap hal materi,
matter (benda), sebuah kejadian dan peristiwa tentu akan bereaksi terhadap anggota tubuh lainnya.
Tentu berbagai tanggapan serta argumentasi mengenai suatu permasalahan akan muncul dalam
pikiran seseorang. Pada saat itu juga inisiatif untuk menyampaikan pendapat dan
pesan seseorang dapat disampaikan lewat bicara, melalui mulut.
Melalui mulut jalan revolusi dapat tercipta berdasarkan pesan-pesan
yang terkandung dalam setiap pembicaraan sehingga dapat menciptakan gagasan baru
yang efektif, variatif, dan selektif menjadi hal berkualitas guna meningkatkan
intelektualitas berpikir manusia.
Ketiga: Pena. 
Pada saat yang sama segenap sejarah dapat diketahui seseorang lewat sebuah tulisan.
Tanpa tulisan, sangat tidak mungkin catatan-catatan pendahulu dipahami dan dijadikan
landasan berpikir serta bergerak para pemuda. 
Hal ini pas sesuai pesan Allah SWT bahwa Allah tidak mengubah keadaan suatu
kaum yang berada dalam kenikmatan dan kesejahteraan, sehingga mereka mengubahnya sendiri.
Juga tidak mengubah suatu kaum yang hina dan rendah, kecuali mereka mengubah
keadaan mereka sendiri. Yaitu dengan menjalankan sebab-sebab yang dapat
mengantarnya kepada kemulian dan kejayaan.
Merdeka 100% tapi Tidak Mati.

Pemikiran Tjokroaminoto, Jang Oetama


-- Pada awal abad 19, sekitar tahun 1912 an, seorang Pemikir Besar Indonesia ,
HOS Tjokroaminoto memiliki peran yang besar dalam menanamkan nilai nilai
pendidikan bagi generasi masa depan. Dia mengubah rumahnya, di
Peneleh Surabaya menjadi rumah kost yang disulap sebagai kawah
candradimuka pergolakan pemikiran anak anak didik Pak Tjokro
yang kelak akan mewarnai sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sebut saja, Soekarno, Semaun, Muso, Darsono, SM Kartosuwiryo,
Abikoesno Tjokrosujoso (adik Tjokroaminoto), alimin dan
kelak mereka mereka ini yang akan mewarnai corak pergerakan sebelum
kemerdekaan Indonesia 1945.
Rumah Kost di Peneleh Surabaya ini, kalau boleh disebut sebagai "Rumah Pergolakan Ideologi",
betapa tidak karena disana pemikiran pemikiran Tjokro tentang persamaan hak, kedisplinan,
Sosialisme Islam, dan persatuan umat menjadi dogma yang menusuk kalbu mereka yang
kelak akan menjadi tokoh tokoh bangsa ini, Dengan kata katanya melegenda :
Setinggi-Tinggi Ilmu
Sepandai pandai siyasah
Semurni murni tauhid.
Meski pada akhirnya diinterprestasikan secara berbeda,
Sebut saja Soekarno lebih pada memandang persatuan umat yang nantinya diterjemahkan dalam
pemikiran nasionalisme nya, sementara sosialisme, soekarno menamakannya dengan Marhen,
sosialisme ala soekarno.
Semaun, Muso, Alimin, Darsono lebih condong pada sosialisme, lebih lebih setelah terpengaruh
pemikiran Sneevliet aktivis ISDV ( Indische Sociaal Democatishe Vereeneging) cikal bakal
Partai Komunis Indonesia (PKI).
SM Kartosuwiryo, kemurnian Tauhid menjadi titik tolak pemikirannya, apalagi pengaruh Pan Islami
waktu itu, yang sangat mempengaruhi Kartosuwiryo yang kelak dia melawan Soekarno
dengan Negara Islam Indonesianya.
Bisa jadi pemikiran Soekarno tentang Nasakom terinspirasi dari pergolakan ideologi di
Rumah Peneleh itu, dia mencoba menyatukannya.
Itu saja, lagi belajar menulis
Terima Kasih.
Tetep dalam jiwa yang merdeka 100%
Tetep tidak mati
Kampung Kejayaan, Penggawa V Tengah Karya Penggawa
22 Agustus 2019, 1.55
Republik Dargombes

Politik Dagang Sapi Dan Kambing Hitam

Kala membicarakan konstelasi politik dinegeri ini, tampaknya ikon hewan ini menjadi trending...
Ya sapi dan kambing hitam....
Ini gak ada urusannya dengan kasus impor daging lo....atau hilangnya kambing mertua saya...
Tapi setiap pasca pemilu, nama sapi...disebut, padahal yang lagi konspirasi khan para politisi
yang lagi ribut bagi bagi kekuasaan.
Yang lebih tragis lagi nasib kambing khususnya kambing hitam, setiap ada masalah
dia yang selalu dicari cari....
Ah sudahlah.....biarkanlah sapi ama kambing hitam yang merana, kita tetap tersenyum
dan biarkanlah politisi politisi itu, 
"berjuang dengan sesungguhnya" untuk membumikan sumpah janjinya.....
Ataukah bersiap siap menjadi kambing hitam.....
#merdeka100%
#teteptidak mati
#republik dargombes

Pesta Rakjat

Kala lima tahunan, negeri ini, rakjat dihibur oleh pesta....riuh riah, gegap gempita, sorak sorai.....
dengan apa yang dinamakan "pesta demokrasi"... Sejenak mereka terhibur, hari itu di
banyak rumah, rakjat dikunjungi, dan beberapa lembaran uang mereka terima.
Buaian janji yang membumbung kelangit terdengar nyaring....
Bahkan langit pun tidak mampu menampungnya....
Dan... ketika sumpah janji telah diucapkan dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Kuasa....
Ketika itu juga pun janji janji yang membumbung ke langit harus di bumikan .....
Wahai Rakjat tetep simpan harapan itu, meski sekecil apapun
.......................
......................
Merdeka 100% Tetep Tidak Mati
Membumikan yang memang harus di bumi
Kadangkala pun langit, merasa jengkel terhadap bumi yang seolah olah dia bisa melangit,
menggapai bintang dilangit...
Sementara tempatnya dibumi pun, tidak pernah dibumikan...
Bahkan semesta ini pun dikangkangin dengan pongahnya....
Maka tak salah, jika langit pun murka.....
Mengelegar, memekakkan suaranya yang mengaum keras....
Hadapilah, wahai bumi.....
Tetaplah dalam aturan.....
Tempatmu di bumi dan tetaplah rasa bumi....
Jangan kau coba rasa langit....
Itu saja.....
Kampung Kejayaan Penggawa V Tengah Karya Penggawa
#republikdargombes
#merdeka100%
#teteptidakmati
Proxy War Ala Ken Arok

Kadang sejarah menuliskan sesuatu yang besar, tapi kadang sejarah pun menuliskan tragedi...
Ketika keinginan berkuasa menjadi tujuan, maka segala cara adalah halal...dan benar.
Dan memang itulah sejarah kekuasaan adalah sejarah penindasan, pemerasan dan manipulatif...
Bahkan tidak perlu menggunakan tangan sendiri, cukup memanipulatif keadaan..
Kita masih ingat, petualangan Ken Arok dalam upaya merebut kekuasaan di Tumapel,
Dia tidak perlu kotor tangannya dengan darah....dia pakai pihak ketiga untuk melanggengkan intriknya.
Dan sejarah ini terus berulang,dan hampir dipakai disetiap waktu, disetiap masa.....
dan sudah menjadi pakem bagi mereka yang punya kekuasaan....
Bahkan cikal bakal Kudeta Ken Arok, menjadi standar dan pakem dalam
pusaran sejarah kekuasaan di nusantara ini.
#kenarok
#kudetaawal
#merdeka100%
#republikdargombes
#saveuas
Kampung Kejayaan Penggawa V Tengah, Karya Pengawa


Merdeka 100%, Tapi Tetep Tidak Mati


Penggawa V Tengah, 17 Agustus 2019. 11.40 Wib
Hari hari ini, seperti juga tahun tahun kemarin, seluruh pelosok negeri gegap gempita
merayakan hari kemerdekaan RI. Kami dan semua rakjat Indonesia tetep masih menaruh
harapan terhadap sebuah kemerdekaan yang hakiki.
Barangkali kita tidak merasa asing dengan lagu “Sorak-sorai Bergembira”, yang
biasa kita dengar atau nyanyikan dalam suasana perayaan HUT kemerdekaan Indonesia.
Lagu ini singkat, namun penuh gelora. Ya, gelora kegembiraan, harapan, dan tekad.
Kegembiraan karena merasa telah merdeka. Harapan akan apa yang terjanji di seberang
jembatan emas yang bernama kemerdekaan. Tekad untuk merealisasikan janji kemerdekaan.
“MERDEKA 100%” adalah satu jaminan buat terus merdekanya Indonesia.
Tanpa MERDEKA 100% Indonesia takkan bisa mengadakan kemakmuran cukup buat dirinya sendiri,
"Kata Tan Malaka.
Ataukah kemerdekaan yang kita rayakan setiap tahun ini, sebenarnya hanya ke-merdeka-an
kaum elite yang mendadak menjadi borjuis....bukan milik rakjat.
Ataukah kita masih menjadi seperempat manusia, bukan menjadi manusia seutuhnya," kata Pak Tjokro.
Bagiku kemerdekaan adalah ketika kita saling me-merdeka-kan satu sama lainnya.
Dan selama pemilik modal ini masih berkuasa, merekalah yang merdeka, merekalah
yang bisa menjadikan hitam menjadi putih, benar menjadi salah....
Tapi tetep simpan harapan itu, meski sekecil apapun. Kata Pak Tjokro,
" Air dalam belanga ini, akan terus mengalir sampai ke celah-celah, tetep ikutlah gerak semesta ini".
Setinggi Tinggi Ilmu
Sepandai pandai Siyasah
Semurni murni tauhid
Tetep dalam jiwa merdeka 100%
Dan tetep tidak Mati
Salam waras
Salam Repoeblik Republik Dargombes
Merdeka !!!!!

No comments:

Post a Comment