SATU ORANG SATU SUARA



Penggawa V Tengah, 

Satu Suara Satu Orang (One Man One Vote) adalah bagian dari demokrasi yang dianut di negeri kita ini, Siapapun yang akan jadi pemimpin, baik di Legislatif, Gubernur, Bupati/Walikota, bahkan presiden pun, tidak ditentukan kualitas dan pertimbangan intelektualitas. Dan ingat sistem ini memungkinkan siapa saja terpilih, bahkan orang jahil dan orang tak waras sekalipun. Karena setiap warga negara mempunyai hak & nilai yang sama (one man one vote).

Sistem ini memungkinkan memberikan peluang kepada mereka yang berkepentingan untuk berkuasa dan dengan cara apapun  untuk  meraih suara sebanyak banyaknya. Salah satunya adalah media massa dan media sosial, yang menjadi satu diantara senjata yang digunakan untuk membangun citra diri dan kadangkala merekayasa popularitas demi eletakbilitas.

Dan semakin majunya teknologi informasi ini, dan makin tergantungnya masyarakat pada eksistensi media massa dan media sosial sebagai ruang informasi yang mengakibatkan dunia bak sebuah desa kecil. Ini akan mudah dijadikan sarana "pencucian otak" dan "Pencitraan" calon calon penguasa membangun popularitasnya.

Dan mereka yang memiliki modal (para pemilik modal) akan semakin masif menggiring opini, membangun popularitas, 'brain wash' , dan mem-personal-kan calon penguasa mereka yang bisa dibuat nampak mulia.

Lalu kemiskinan adalah lahan subur untuk menabur ribuan rupiah untuk membeli suara, dan janji janji manis terbuang berbusa busa yang bisa me"ninabobo"kan rakjat. Dan mereka para pemodal besar adalah pemilik demokrasi ini. 

Dan demokrasi seperti ini tidak menjamin lagi hadir nya pemimpin yang negarawan, bahkan makin jauh sajalah keinginan memakmurkan dan mensejahterakan rakjat. Karena mereka pun sudah terkooptasi oleh para pemilik modal. 

Dan akhirnya hanya akan menghasilkan para para penguasa sajalah.

Demokrasi ini menjadikan, suara terbanyak adalah kemenangan, suara terbanyak adalah kebenaran, bahkan ada yang berani bilang bahwa suara terbanyak adalah suara Tuhan... (busyet dah)

Dan akhirnya "Kualitas Ditikam Oleh Kuantitas"
Wassalam








No comments:

Post a Comment